Wednesday, September 24, 2014

Selamat Menjadi Tahanan Kota

Dokter muda.

Dari sebutannya sudah serasa lebih dekat dengan dokter yang sesungguhnya.
Kami menamakan diri dokter muda, di mata saya berarti dokter yang masih fresh graduate dari pendidikan preklinik, masih muda-belia, inyis-inyis. Dan namanya aja muda, berarti masih perlu dibimbing, di arahkan..

Tahanan kota?
Yes. Selama 2 tahun artinya (kami) dokter muda bakal seputaran rumah sakit pendidikan dimana kami ditempatkan.
(Yah walaupun saya akan tetap cari-cari kesempatan buat pulang ke rumah setiap akhir pekan)

Kesan sampai saat ini:
Saya suka masa koas!
Gatau karena efek terlalu lama libur sebelum masuk periode koas, atau gara-gara kelakuan saya yang tidak bisa duduk diam mendengarkan. Haha. Yang jelas sampai saat ini saya menikmati kegiatan sekarang daripada kuliah dengerin dosen. Ini jauh lebih cucok deh soalnya lebih berasa belajar ilmu kedokteran praktikalnya karena berhadapan langsung sama kasus yang musti dipikirkan alur penanganan sampe penatalaksanaannya. Makin aneh kasus, makin nyantol di ingatan.
Biar kata orang yang namanya koas tuh bakal jadi keset di RS. Keset mana ada sih yang sekece ini? #eh
Kurang setuju sama anggapan itu, sepanjang kita menempatkan diri sebagai orang yang butuh ilmu saya rasa semua wajar-wajar aja.
Lebih baik menghargai diri sendiri, ga perlulah merasa dianggap kayak keset.

Stase pertama : Psikiatri
Ilmunya absurd? Mungkin lebih ke selera masing-masing yah. Karena bentukannya jiwa manusia jelas ga ada yg keliatan secara fisik, tapi jiwa jelas ada. Jelas mempengaruhi segala aspek kehidupan. Ingat kata orang, di dalam raga yang sehat terdapat jiwa yang kuat (atau kebalik yah? Ya intinya kesehatan jiwa atau raga sama pentingnya). Men sana in corporesano, right?

Jadi koas jiwa itu ga sibuk.
Kalo kata residen sih bisa jadi alternatif pilihan spesialis buat para ibu2 yang pengen ambil spesialisasi tapi gamau sibuk-sibuk amat. At least, kegawatdaruratannya ga sebanyak di bedah atau obsgyn. Sekitar gaduh gelisah dan tentamen suicide.

Jadi koas jiwa itu harus sabar.
Harus telaten dong sama pasien. Disini pasiennya bukan pasien biasa. Cara berpikirnya beda. Pendekatannya beda.
Bina raport alias pedekate sama pasien harus yahud biar bisa menggali informasi yang dalam tentang yg dialami pasien, karena modal terbesar seorang ahli jiwa ya tentang bagaimana komunikasi sama pasien.

Dipanggil2 namanya sama pasien pasien yang ga dikenal setiap lewat depan bangsal? Oh biasa.

Ditaksir pasien jiwa? Oh senyum-senyum aja.

Dikasih surat cinta sama pasien jiwa? Oh terima aja.

Dibilang manik karena saking semangat setiap harinya? Oh ya mau gimana lagi.

Pasien sampe 3x lipat banyaknya pas kita jaga? Nah ini baru luar biasa.
Capeknya deh. Pengalaman pribadiiii pasrah deh pasrah

Setuju ga kalo orang-orang yang periksa di bagian psikiatri atau datang ke RSJ itu dianggap gila?
Tidaaak.. no no no.. tidak semua yang periksa ke RS bagian jiwa atau RSJ berarti gila. Buang stereotipe jadul itu.. banyak kok yang periksa karena ingin mendapatkan nasehat tentang arahan pendidikan yang baik sesuai kemampuan, karena ga bisa tidur, ada juga yang datang karena bingung cara menghabiskan uang. Hahahha, maksudnya dia sebenarnya ga sakit tapi ngaku2 sakit karena alasan tertentu.
Menurut opini saya, hindarilah menyebut orang gila atau bahasa tagalognya orgil *ngarang* karena kurang etis. Lebih baik gunakan kata 'gangguan jiwa'. Gangguan jiwa sendiri pun banyak banget klasifikasinya. Ga perlu kan jelasin isi PPDGJ di sini? Ntar ketauan dong kalo saya jago hahaha *ngarang lagi*

Jadi dokter muda di bagian psikiatri itu...
Harus manut sama IR alias Indonesia Raya. Itu tuh sebutannya buat aturan2 yang udah ada dari zamannya senior yang hampir-hampir ga berubah. Dimana bumi berpijak disitu langit dijunjung, bro! Prinsipnya ikuti petunjuk yang berlaku, maka anda tidak akan tersesat

Yang berkesan?
Residennya baik2. Selalu ngebimbing di saat kita keliatan 'selo'. Ilmunya okey, dikasih tips2 pula. Pas lagi stase di RSJ langsung cling cling. Oh ini yang diajarin residen inii!! Oh itu yang diajarin sama residen ituu!! Usefull. Kecuali bagian ikut ngeledekin manik sih -,- eyke jadi pusing bang

Bimbingan dini hari jamnya orang tidur. Menyenangkan juga kok. Sambil main tepok nyamuk, yg ditepok nyamuk beneran.
Dan sebagai wujud memanfaatkan waktu sebaik2nya, sebelum datang ke tempat bimbingan kami masih bisa mampir XXI dulu. Trus makan dulu di lesehan. Tips: hafal mati setiap kata2 yg ada di buku panduan bimbingan yang bisa diperoleh di fotokopian terdekat inshaAllah selamat, dapat nilai plus pula. Bawa buku2 tugas. Sambil nunggu bimbingan sambil nugas.

Yang sering heboh(guyonannya) adalah bimbingan pendidikan perkawinan dan seksualitas. Bukan tabu untuk dipelajari dalam ruang lingkup pendidikan. Semua dalam ruang lingkup ilmiah.

Overall, jadi koas jiwa itu enak. Ilmunya dapet. Waktunya sip, masih bisa tiap akhir pekan pulang, masih bisa punya waktu main, masih sempat rafting pula. Jaga nya pun bisa on call. Asalkan bukan koas pemanggil pasien pas jaga sih ya aman.

Welcome me!
P.S : pekan ini adalah pekan untuk ujian.
Semangat. Usaha. Berdoa.

Manusia serba iya

Hei manusia yang serba iya
Apa apa iya
Sedikit sedikit iya

Mungkin sudah lupa bagaimana rasanya berjuang
Mungkin juga lupa rasanya diperjuangkan

Tak terima bila ditolak

Apa-apa jadi sensitif
Serasa sensasi kuku jari habis dipotong

Dengar dulu bos. Yang kukatakan bukan bohongan
Ya tapi maaf kalau kau tak menginginkan
Sudah ga usah diteruskan malah sakit perasaan
Begitulah kau bilang

Wednesday, July 16, 2014

Tak Akan Pernah Lupa


Tak perlu kau katakan "jangan lupakan aku"
Sebab aku tak akan lupa

Bohong
Bila kubilang aku akan lupa
Karena memang tak ada kulupa
Dalam kotak khusus kusimpan kamu di salah satu sudut hatiku
Tak kubuka sebab kita tak akan suka
Kuperlalukan kau sebaiknya selayaknya

Benar, aku mungkin akan
lupa apa yang aku
Lihat
Raba
Dengar
Tapi aku tak akan lupa apa yang pernah aku rasakan

Bila kita jumpa nanti
Kuharap aku mampu melihat matamu
Bertemu dengan sosokmu
Minus segala keangkuhan kita
Dan kita mampu tersenyum
Bicara dengan ringan layaknya teman lama yang bersua lagi

Menjadi saksi kuatnya kita menempuh garis Tuhan yang keras
Tapi kita mampu melaluinya

Thursday, June 19, 2014

Just wondering you know..

I said I'm fine. But I'm not

People think I smile because I like to. It because I have to.

Don't judge me. Please.
This isn't easy for me

Thursday, June 12, 2014

Tahun Besar

Bismillahirrahmanirrahim..

Ada tahun-tahun besar yang pernah saya lewati selama 22 tahun ini.

2010
Saya betul-betul merasa tahun ini adalah tahun pendewasaan saya. Lulus dari sekolah menengah atas, masuk perguruan tinggi, serta perjumpaan dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidup serta keputusan-keputusan yang saya ambil.
Saya pernah membuat sebuah pohon kehidupan sebelumnya, di tahun 2010 dimana usia saya delapan belas saya belajar menerima bahwa apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik menurut sang Pemilik Waktu. Dan memiliki rencana itu sendiri berarti siap dengan cobaan dan segala macam rintangan mengikuti.
Saya tidak pernah target mendapat nilai tertentu, simpel saja, toh nilai ujian nasional saya biasa saja tidak istimewa.. saya cuma ingin kuliah di FK universitas negeri. Tujuan saya waktu itu ke universitas negeri favorit di jogja (you know lah). Jalur masuk pertama : failed. Jalur masuk kedua : failed. Satu2nya kesempatan lewat snmptn. Waktu itu saya sudah diterima di fk umy, fkm ui, dan stis. Tapi saya keukehh banget nih mau ke univ yang saya maksud tadi. Rasanya pas tes terakhir dalam hati sudah tekad, I'm gonna make this!
But it failed!
Nooooooo, bukan seperti ini ekspektasi saya. Saya pikir dunia saya selesai di situ. Ya ampun kayak apa saya mengharap. Kayak apa saya kepinginnya. Sudah merencanakan ini itu kalo diterima. Liat pengumuman rasanya iiiihhh cuma pingin guling2 samvil nangis. Tapi apa mau dikata ternyata Allah menggariskan lain.. saya di terima di FK UNS.
Yang saya pikir kemudian ternyata ini dia yang terbaik dimana saya benar2 menemukan dunia saya. Passion saya. Teman2 saya. Saudara2 saya. Saya mulai berlatih mandiri, jadi wanita yang serba bisa, serba sok sibuk juga sih. Hehe. Yg pasti dengan jauh dari umi abi membuat saya mengerti kemampuan saya.
Belakangan saya menyadari.. Ternyata inilah yang terbaik menurut Allah.

2014
Tahun ini saya lulus S.Ked, alhamdulillah.. lulus disini belum berarti sesuatu. Masih jauh dari cita2. Duh padahal temen2 yang lain udah pada masuk dunia kerja ya. Saya baru persiapan koas.
Perjumpaan dengan orang-orang tertentu membuat pemikiran saya lebih fleksibel. Jujur, saya menulis ulang pohon kehidupan saya di tahun ini. Begitu banyak yang terjadi di luar ekspektasi saya.
Sangat banyak malah.
Saya belajar berharap. Saya belajar menyayangi. Saya belajar bermimpi. Saya berlajar berusaha keras. Saya belajar memahami. Saya juga belajar menerima.
Bahwa nasib seseorang itu tidak akan tertukar. Rejeki, jodoh, dan kematian itu sudah digariskan.
Tinggal kita menjemputnya.
Rejeki dijemput dengan niat yang teguh, kerja keras, jujur, belajar, berusaha, dan cara yang tepat. Seorang muslim sebaiknya menjemput rejeki dengan sebaik-baiknya.
Jodoh dijemput dengan senantiasa memperbaiki diri, wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik, begitu juga sebaliknya. Jangan menggantungkan harapan pada manusia yg rapuh, gantungkan dalam doa pada Yang Kuasa.
Dan mati. Sesuatu yang pasti terjadi, tidak ada sesuatu yg bisa menghalangi bila kematian telah tiba. Tak akan lolos walaupun bersembunyi saat kematian menjemput. Satu2nya cara yang bisa dipersiapkan hanya beribadah, tulus hanya untuk mendapat ridhaNya.
Baru setengah tahun 2014 saya jalani. Masih ada tahun2 berikutnya pula jika Allah memberi umur panjang.. apa yang saya putuskan sekarang mungkin akan berpengaruh pada apa yang akan terjadi tahun depan, lima tahun lagi, delapan tahun lagi, atau masa tua nanti.
Saya pernah berjanji pada diri sendiri, akan saya perjuangkan semaksimal mungkin apa yang saya harapkan.. apa yang saya sayangi.. apa yang saya cita2kan.. serta apa yang terbaik untuk dilakukan.. selanjutnya ikhlas dan pasrah adalah hal terakhir selain doa yang bisa saya lakukan.

Semoga Allah meridhoi.
Allah gives us the best.