Saat saya shalat di masjid, saya menyadari kini mukena atau rukuh banyak sekali macam2 corak dan warnanya…. Sebenarnya tidak masalah sih, kan memang tidak ada larangan atau aturan khusus yang mengatur tentang pemakaian motif dan warnanya.
Ya kan??
Tapi entah kenapa rasanya aneh melihat warna-warni mukena masa kini. Dulu orang2 memilih warna putih untuk rukuh. Karena warna putih dianggap sebagai warna lambang Kesucian, Kebersihan, Ketepatan, Ketidak bersalahan, dan Steril. Orang2 naik haji pun pilihnya warna putih, karena warna putih tidak menyerap panas. Namun kini coba lihat di masjid banyak bertebaran warna2 hijau, pink, merah, kuning biru, dan lain-lain. Saya akui, rukuh atau mukena yang berwarna2 memang bagus sih. Sebenarnya sayapun dulu pas jalan2 di Karita liat rukuh polkadot rasa2nya kepingin beli juga. Hahaha.
Tapi saya urung membelinya karena saya ingat sebuah iklan rokok kalo tidak salah. Di iklan tersebut lagi ada banyak orang yang jamaah, semua pake mukena warna putih. Tapiii, di tengah2 ada satu orang yang pake warna hitam. Yak, benar, sodara2. HITAM.
Jadi keliatan nggak kompak dan berbeda.
Hmm, saya bandingkan dengan jamaah shalat sekarang. Memang sebenarnya tidak masalah, tapi rasa2nya aneh saja melihatnya. Pengeeen banget liat lagi warna putih yang kompak buat mukena. Keliatan bersiiih, kompakkk, dan suciiii….
Bukan maksud saya untuk bilang rukuh warna-warni itu gak boleh. Hanya menyampaikan apa yang saya pikirkan saja kok.. Alangkah lebih indah jika semua terlihat kompak, akan jadi indah dan enak dipandang….
Tuesday, November 17, 2009
Wednesday, November 11, 2009
Postingan kedua hari ini..
by : Irsalina Nur Shabrina
Entah kenapa, tidak seperti biasa dalam sehari aku posting dua tulisan. Padahal yang ditulis juga nggak penting2 amat...
Sekarang ini, di sela-sela waktu berangkat les aku sempatkan membuka laptop sebentar. Pengen ngetik beberapa kalimat, send ke hape, trus posting di blog lewat hape. Hmm, beginilah kalo nggak punya akses internet sendiri. T.T
Tadi mau nulis apaan yah, kok malah lupa gini... Argh, tuh kan mulai nggak jelas...
hehe, malah jadi ingat kemarin hari Ahad waktu pulang ke rumah. Aku menyabotase tempat yang sebelumnya tak pernah kujamah, paling2 cuma sekadar ambil makan trus dibawa nongkrong depan tivi. Tapi entah ada angin apa, kemarin hari Ahad tiba2 aku pegeeeennn banget bikin kue. Mungkin gara2 kemaren masih penasaran setelah nyobain bikin brownis tapi gagal.
Nah, kemaren Ahad ini, dengan sotoy dan pede tanpa bekal pengetahuan apapun. Aku dan adeku, si item manis Ifa, nyoba bikin adonan dengan bahan seadanya di rumah, dengan takaran kira2 saja. Ahahahaha...
Berikut bahan2nya:
(sekali lagi saya tegaskan, dengan takaran kira2)
200 gr tepung
3 butir telur
150 gr gula
madu
1 sachet susu coklat
coklat bubuk secukupnya
1/2 sendok makan fermipan
150 gr margarin
cara bikin kue ala chef Alin:
1. campurkan gula dengan telur, di-mixer sampai mengental dan warnanya agak putih.
2. campurkan tepung, margarin,dan susu coklat sedikit demi sedikit.
3. tambahkan madu sesuai selera.
4. tambahkan juga coklat bubuk sesuai selera.
5. masukkan fermipan, sambil tetap di mixer
6. setelah selesai di-mixer, siapkan loyang yang sudah dilumuri margarin biar ntar waktu kue diangkat dari loyang nggak lengket.
7. panaskan oven.
8. panggang adonan yang sudah dituang ke loyang ke dalam oven selama kurang lebih 1 jam
SELAMAT MENCOBAAAA!!!!
Esok harinya, aku bawa kue hasil uji cobaku ini ke sekolah. Dannnn, Yeha!!! Temen2 bilang enak *haha, semoga itu pernyataan jujur*..
Pas budhe dateng ke rumah hari Ahad malam Senin, beliau juga bilang enak kok. Malah beliau ngambil beberapa potong. Sip. besok2 bikin kue lagi, ah....
Yummy!
Entah kenapa, tidak seperti biasa dalam sehari aku posting dua tulisan. Padahal yang ditulis juga nggak penting2 amat...
Sekarang ini, di sela-sela waktu berangkat les aku sempatkan membuka laptop sebentar. Pengen ngetik beberapa kalimat, send ke hape, trus posting di blog lewat hape. Hmm, beginilah kalo nggak punya akses internet sendiri. T.T
Tadi mau nulis apaan yah, kok malah lupa gini... Argh, tuh kan mulai nggak jelas...
hehe, malah jadi ingat kemarin hari Ahad waktu pulang ke rumah. Aku menyabotase tempat yang sebelumnya tak pernah kujamah, paling2 cuma sekadar ambil makan trus dibawa nongkrong depan tivi. Tapi entah ada angin apa, kemarin hari Ahad tiba2 aku pegeeeennn banget bikin kue. Mungkin gara2 kemaren masih penasaran setelah nyobain bikin brownis tapi gagal.
Nah, kemaren Ahad ini, dengan sotoy dan pede tanpa bekal pengetahuan apapun. Aku dan adeku, si item manis Ifa, nyoba bikin adonan dengan bahan seadanya di rumah, dengan takaran kira2 saja. Ahahahaha...
Berikut bahan2nya:
(sekali lagi saya tegaskan, dengan takaran kira2)
200 gr tepung
3 butir telur
150 gr gula
madu
1 sachet susu coklat
coklat bubuk secukupnya
1/2 sendok makan fermipan
150 gr margarin
cara bikin kue ala chef Alin:
1. campurkan gula dengan telur, di-mixer sampai mengental dan warnanya agak putih.
2. campurkan tepung, margarin,dan susu coklat sedikit demi sedikit.
3. tambahkan madu sesuai selera.
4. tambahkan juga coklat bubuk sesuai selera.
5. masukkan fermipan, sambil tetap di mixer
6. setelah selesai di-mixer, siapkan loyang yang sudah dilumuri margarin biar ntar waktu kue diangkat dari loyang nggak lengket.
7. panaskan oven.
8. panggang adonan yang sudah dituang ke loyang ke dalam oven selama kurang lebih 1 jam
SELAMAT MENCOBAAAA!!!!
Esok harinya, aku bawa kue hasil uji cobaku ini ke sekolah. Dannnn, Yeha!!! Temen2 bilang enak *haha, semoga itu pernyataan jujur*..
Pas budhe dateng ke rumah hari Ahad malam Senin, beliau juga bilang enak kok. Malah beliau ngambil beberapa potong. Sip. besok2 bikin kue lagi, ah....
Yummy!
Ganti suasana
by : Irsalina Nur Shabrina
well, ganti suasana. It sounds good. But, sometimes It isn't...
ughh... belakangan ini aku jarang datang mentoring di sekolah. Miss it! Terakhir datang minggu lalu, aku uda siap2 buat murajaah tapi eh, tapi, murabbiku tercinta pas enggak bisa datang. yahhhh.... *kecewa*
Aku sendiri selalu merasa semangat untuk datang ke mentoring, tapi entah belakangan ini terlalu banyak aktivitas yang harus kujalani. Ada jadwal Les-lah, ngerjain tugas kelompok-lah, nari-lah, atau aku ada keperluan jalan sama keluarga.
well, ganti suasana. It sounds good. But, sometimes It isn't...
ughh... belakangan ini aku jarang datang mentoring di sekolah. Miss it! Terakhir datang minggu lalu, aku uda siap2 buat murajaah tapi eh, tapi, murabbiku tercinta pas enggak bisa datang. yahhhh.... *kecewa*
Aku sendiri selalu merasa semangat untuk datang ke mentoring, tapi entah belakangan ini terlalu banyak aktivitas yang harus kujalani. Ada jadwal Les-lah, ngerjain tugas kelompok-lah, nari-lah, atau aku ada keperluan jalan sama keluarga.
Tuesday, November 3, 2009
Pak Tua
Langkah yang mengiringi deru nafas
setapak demi setapak
sekisah demi sekisah
berbalut debu dan kotoran
Wajah tuamu, mengisahkan betapa liku hidupmu
tergilas roda perkembangan zaman
tersapu debu di jalanan
menjadi sepi tak punya harapan
Pak Tua,
dalam malam
engkau berselimut bintang
siang kau beralaskan aspal jalanan
Pak Tua,
betapa hidupmu terbuang dan tersisihkan
masa mudamu engkau abdikan dalam perjuangan
merebut kemerdekaan penuh pengharapan
Dengar, bangunan tua berbisik
anginpun berteriak kencang
mengabarkan kepedihan
dan betapa rapuh jiwamu
Lihat dirimu kini, Pak Tua...
Kurus menghitam di pinggir jalan
menjadi terlupakan
dan tiada dipedulikan
Secarik puisi ini tak dapat menjelaskan
karena jawabnya ada di tiap hati manusia
untuk mendengar jeritanmu dan mengulurkan tangan
Teruskan perjuanganmu, Pak Tua...
(puisi untuk tugas bahasa Indonesia)
setapak demi setapak
sekisah demi sekisah
berbalut debu dan kotoran
Wajah tuamu, mengisahkan betapa liku hidupmu
tergilas roda perkembangan zaman
tersapu debu di jalanan
menjadi sepi tak punya harapan
Pak Tua,
dalam malam
engkau berselimut bintang
siang kau beralaskan aspal jalanan
Pak Tua,
betapa hidupmu terbuang dan tersisihkan
masa mudamu engkau abdikan dalam perjuangan
merebut kemerdekaan penuh pengharapan
Dengar, bangunan tua berbisik
anginpun berteriak kencang
mengabarkan kepedihan
dan betapa rapuh jiwamu
Lihat dirimu kini, Pak Tua...
Kurus menghitam di pinggir jalan
menjadi terlupakan
dan tiada dipedulikan
Secarik puisi ini tak dapat menjelaskan
karena jawabnya ada di tiap hati manusia
untuk mendengar jeritanmu dan mengulurkan tangan
Teruskan perjuanganmu, Pak Tua...
(puisi untuk tugas bahasa Indonesia)
Subscribe to:
Posts (Atom)