Thursday, March 7, 2013

tidak menurun secara herediter

by : Irsalina Nur Shabrina

Pekerjaan perempuan itu salah satunya juga di dapur, masak. Butuh ketelatenan tingkat tinggi plus kesabaran ekstra apalagi kalo dilakukan tiap hari. Saya selalu berpikir memasak itu bisa sambil lalu, gak perlu waktu khusus untuk memelajari. Bisa diamati, besok2 bisa ditiruin kayak gitu lagi. Dan kegemaran makan tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan memasak.

Anggapan itu tidak 100% benar dan bisa diterima lho. Apalagi untuk ukuran saya yang jarang merambah wilayah dapur untuk benar2 memasak, paling banter saya kalo masak ya yang simpelsimpel aja kayak bikin sayur bening, goreng2 telur, bikin sop, hehehe, atau paling2 masak mie.

Akhir2 ini saya merasa berbeda. Karena saya suka sekali makan, saya merasa belum afdhol rasanya kalo ga bisa masak. Berawal dari iseng2, sepulang dari lari pagi saya mampir ke ibu2 yang dagang di belakang kampus. Saya beli bumbu2, tak lupa cabe, dan sayuran. Dari yg awalnya saya beli ayam cuma digoreng saja sampai mencoba dibumbu kecap, cumi yg awalnya cuma saya goreng tepung sekarang sudah bisa saya masak asam manis. Dan ternyata ada kepuasan yang lebih saat makan makanan yang dimasak sendiri. Mulanya saya makan untuk diri sendiri saja, sekarang saya berani membuat masakan untuk keluarga, adek, atau teman2 saya.

Selain lebih hemat, dengan memasak sendiri bisa mendekatkan diri kita dengan keluarga dan teman2 dengan makan bersama mereka... yang pasti jangan takut2 minta kritik dan saran supaya makanan yang kita buat semakin maknyuuuusss :)

Mari memasak!

No comments:

Post a Comment

Leave Your Comment Here...